Menu

Monday, 31 October 2016

Langgam Rokoko

ROCOCO(ZAMAN BAROK AKHIR/LATE BAROQUE)

Rokoko (juga ditulis dalam bahasa-bahasa Eropa rococo atau roccoco; diucapkan [rəˈkoʊkoʊ], [roʊkəˈkoʊ]) juga berarti "Barok Akhir" ("Late Baroque") adalah gaya abad 18 yang berkembang ketika seniman Barok meninggalkan gaya simetris dan mulai menambahkan bunga, tanaman dan permainan lainnya. Ruang-ruang rokoko dirancang sebagai karya seni total dengan perabotan elegan bermotif bunga dan tanaman, patung-patung kecil, cermin penuh ornamen, dan permadani melengkapi arsitektur, relief, dan cat dinding penuh warna. Gaya ini banyak digantikan oleh gaya Neoklasik. Tahun 1835 pada Dictionary of the French Academy menuliskan kata Rococo "biasanya meliputi jenis ornamen, gaya dan desain yang berhubungan dengan pemerintahan Louis XV dan awal dari Louis XVI". Termasuk didalamnya, segala jenis karya seni yang dibuat pada pertengahan abad 18 di Perancis.
Kata Rokoko berasal dari kombinasai kata Perancis rocaille, yang artinya batu, dan coquilles, yang artinya kerang, karena keterikatan dengan benda-benda asal motif dekorasinya.[1] Istilah Rokoko juga bisa diartikan sebagai kombinasi kata "barocco" (bentuk teratur dari mutiara, kemungkinan berasal dari kata "baroque") dan kata Perancis "rocaille" (bentuk populer dari ornamen taman dan interior menggunakan kerang dan kerikil hias), dan juga bisa dipakai untuk menjelaskan gaya yang halus dan indah yang menjadi mode di Eropa selama abad ke-18.[2] Karena gaya Rokoko suka dan fokus pada seni dekoratif, beberapa kritikus menggunakan istilah ini untuk merendahkan secara tidak langsung bahwa gaya itu sembrono atau sekedar modis saja. Ketika istilah ini mulai digunakan di Inggris pada sekitar tahun 1836, ini menjadi ucapan sehari-hari yang artinya "ketinggalan zaman". Faktanya, gaya ini menerima kritik keras, dan bagi sebagian orang sebagi sesuatu yang dangkal dan berselera rendah,[3][4] dan sejak pertengahan abad 19, istilah ini diterima oleh para ahli sejarah seni. Meskipun demikian masih ada debat masalah pengaruh sejarah dari seni ini secara umum, Rokoko kini dikenal luas sebagai periode besar dalam perkembangan seni Eropa.

Sejarah
Rokoko berkembang awal dari seni dekoratif rancangan interior. Suksesi Louis XIV membawa perubahan pada lingkungan seniman dan gaya umum kesenian. Pada akhir masa pemerintahan panjang raja, rancangan bernuansa Barok memberikan elemen-elemen yang lebih ringan degan banyak lengkung dan pola-pola alami. Elemen-elemen ini terlihat jelas pada rancangan arsitektural Nicolas Pineau. Selama masa Régence, gaya kehidupan istana berpindah dari Istana Versailles dan perubahan artistik ini menjadi mapan, pertama di lingkungan istana dan kemudian ke seluruh kehidupan tingkat tinggi Perancis. Kenikmatan dan suasana menyenangkan rancangan Rokoko seiring dengan ekses pemerintahan Louis XV
Tahun 1730-an menampilkan perkembangan puncak dari Rokoko di Perancis. Gaya ini menyebar di antara rancangan arsitektur dan perabotan sampai ke lukisan dan patung, diperlihatkan pada karya-karya Antoine Watteau dan François Boucher. Rokoko masih memelihara citarasa Barok untuk bentuk-bentuk yang kompleks dan motif yang rumit, namun dari titi ini, mulai menggabungkan variasi karakteristik, termasuk gaya rancagan Oriental dan komposisi asimetris.
Gaya Rokoko menyebar bersama seniman-seniman Perancis dan publikasi karya-karyanya. Kemudian segera diterima sebagian Katolik di Jerman, Bohemia, dan Austria, dimana ia menyatu dengan tradisi kehidupan Barok Jerman. Rokoko Jerman dipergunakan dengan antusias untuk gereja-gereja dan istana-istana, umumnya di daerah selatan, sementara Rokoko Frederisian berkembang di Kerajaan Prusia. Arsitek-arsitek sering menambahkan ornamen interior mereka dengan awan-awan dari semen halus putih. Di Italia, gaya Barok akhir dari Borromini dan Guarini memberikan sentuhan Rokoko di Turin, Venesia, Naples dan Sisilia, sementara seni-seni di Toscana dan Roma tetap setia dengan gaya Barok.
François Boucher, Le Déjeuner, (1739, Louvre), menunjukkan interior rocaille dari keluarga borjuis Perancis di abad 18. Patung-patung porselen dan vas memberi sentuhan tambahan chinoiserie.
Di Britania Raya, Rokoko selalu dianggap sebagai "citarasa Perancis" dan tidak pernah diadopsi sebagai gaya arsitektural, meskipun pengaruhnya sangat kuat terasa pada produksi perak, porselen, dan sutra, dan Thomas Chippendale merubah rancangan perabotan Inggris melalui adaptasi dan penghalusan gaya Rokoko. William Hogarth juga membantu mengembangkan dasar teoritis keindahan Rokoko. Meski tidak secara khusus memberi penekanan pada perubahan gaya itu, ia berpendapat pada Analysis of Beauty (Analisis Keindahan) (1753) bahwa garis-garis bergelombang dan lengkungan S yang terkandung di gaya Rokoko adalah dasar dari rahmat dan keindahan alam (tidak seperti garis lurus atau lingkaran pada Klasisisme). Perkembangan Rokoko di Britania Raya dianggap terkait dengan Kebangkitan Gotik dengan keterkaitan pada arsitektur Gotik di awal abad ke-18.
Dimulainya masa akhir Rokoko datang pada awal tahun 1760-an ketika tokoh seperti Voltaire dan Jacques-François Blondel mulai menyuarakan kritik terhadap pendangkalan dan degenerasi seni. Blondel mencela dengan menyebut "kekonyolan dalam campur aduk antara kerang-kerangan, naga-naga, buluh-buluh, pohon-pohon kelapa dan tanaman-tanaman" di interior kontemporer.[6]
Sejak 1785, Rokoko telah habis masanya di Perancis, digantikan oleh tatanan dan keseriusan seniman-seniman Neoklasik seperti Jacques Louis David. Di Jerman, akhir abad ke-18 Rokoko ditertawakan sebagai Zopf und Perücke ("rambut kepang dan rambut palsu"), dan fase ini kadang disebut sebagai Zopfstil. Rokoko tetap populer di beberapa provinsi dan di Italia, sampai fase kedua neoklasisisme, "Gaya kekaisaran", tiba dengan pemerintahan Napoleon dan Rokoko tersingkirkan.
Terdapat pembaruan ketertarikan pada gaya Rokoko antara tahun 1820 dan 1870. Inggris termasuk yang mengawali kebangkitan "gaya Louis XIV" sebagai sebutan salah pada awalnya, serta membayar harga-harga yang melambung tinggi terhadap barang-barang bekas mewah Rokoko yang bisa diperoleh di Paris. Namun seniman yang menonjol seperti Delacroix dan pelanggannya seperti Eugénie de Montijo juga membangkitkan kembali nilai-nilai agung dan menyenangkan dari seni dan rancangan Rokoko.


Ciri-Ciri Langgam

    Masih dipeliharanya citarasa Barok untuk bentuk-bentuk yang kompleks dan motif yang rumit
    Adanya tambahan ornamen bunga, tanaman dan permainan lainnya
    Dirancang sebagai karya seni total
    Gaya Rokoko suka dan fokus pada seni dekoratif
    Tema-tema ringan dan rumit dari Rokoko muncul sangat baik
    Rancangan dalam skala yang lebih intim
    Perabotan menjadi ringan baik secara fisik maupun visual
    Arsitektur Rokoko terkesan ringan
    Lebih anggun
    Merupakan versi rumit dari arsitektur Barok
    Banyaknya lengkung dan dekorasi
    Karakter yang lebih riang dan tema-tema yang tidak serius
    Memberi penekanan pada hal-hal bersifat pribadi dibanding suasana publik terbuka
    Warna Rokoko adalah ringan dan lebih pucat

Tokoh-Tokoh

1)    Antoine Watteau dan François Boucher.
2)    Borromini dan Guarini
3)    Thomas Chippendale
4)    William Hogarth
5)    Eugénie de Montijo
6)    J. A. Meissonnier
7)     Antoine Gaudreau,
8)     Charles Cressent,
9)    Jean-Pierre Latz,
10)    Jean-François Oeben,
11)     Bernard II van Risamburgh
12)    .François de Cuvilliés
13)    Nicholas Pineau
14)    Bartolomeo Rastrelli
15)     Juste-Aurèle Meissonier
16)    Thomas Chippendale
17)    Thomas Johnson
18)    Philip de Lange
19)    Bagutti dan Artari
20)    Francesco Borromini
21)    Borromini
22)    Gianlorenzo Bernini
23)     Carlo Rainaldi
24)    Allesandro Specchi
25)    Baldassare Longhena

Bangunan-Bangunan dengan Langgam Rokoko

1.PalaisCatherine ,Tsarskoye Selo
Istana Catherine adalah bangunan Rokoko paling Utara



2. Queluz Palace
Istana Queluz National di Portugal adalah bangunan Rokoko terakhir yang dibangun di Eropa.



3. Ludwigsburg mirror


Cermin Rokoko dan pekerjaan plesteran di Schloss Ludwigsburg menampilkan karakter serta cara penggabungan material dan bentuk yang anti-arsitektural

4. Eduard Gau
Interior Rokoko di Gatchina. Dressing room di Gatchina Palace.



4. San Ivo della Sapienza, Roma.

Perancangnya adalah Borromini dan dibangun pada tahun 1642.



5. Sa  nto Andre al Quirinale.


Didirikan oleh Gianlorenzo Bernini





6. Santo Agnese in Piazza Navona.

No comments:

Post a Comment