BAB 2
BAB 2.1.
Denah,Tampak,dan
Potongan
KESIMPULAN :
Dalam pembuatan rumah Betang,walaupun penataan ruang
berbeda,tetapi tetap ada 3 unsur ruang
yang harus di penuhi yaitu,Ruang Los,Ruang Bilik, Ruang Dapur,Karayan.Banyak
bilik tergantung pada orang yang tinggal di dalamnya
BAB 2.1.
Orientasi
Bangunan
Suku Dayak mempercayai dalam pembangunan rumah, bagian hulu rumah mengarah
ke tempat sang surya terbit, dan bagian hilir mengarah ke terbenamnya matahari.
Ini menjadi filosofi suku Dayak, mereka meyakini bahwa dalam menjalani hidup
dimulai dari sang terbit dan pulang ke rumah menuju sang tenggelam. Selain
rumah sebagai jantung kehidupan, Kalimantan identik dengan sungai. Kali ini
sungai itu bernama Katingan. Dari hulu ke hilir mencapai 650 km, lebarnya bisa
mencapai 65 m, kedalaman 12 m. Tidak seperti halnya masyarakat Jakarta yang
mempergunakan sungai sebagai halaman belakang, suku Dayak mengarahkan orientasi
tata ruang menuju sungai. Sungai sebagai halaman depan. Maka, yang terlihat
adalah sungai bersih berarus deras, dan memiliki fungsi ekonomi, sosial, bahkan
budaya.Secara sederhananya
BABI 2.3.
Tiang/Kolom
Rumah betang identik
dengan tiang-tiang berukuran besar sebagai struktur utama rumah karena
kolom berfungsi sebagai pengikat dinding bangunan agar tidak goyah.Dulu tinggi
Rumah Betang bisa mencapai lebih dari 3 meter,karena pertimbangan alam yang
masih liar/keras,juga untuk menghidari banjir karena meluapnya sungai dan juga
perang sukuyang disebut Hakayau(pemenggalan kepala).Rumah betang terdiri dari 4
tiang yang disebut tiang agung dan tiap-tiap tiang mempunyai nama seperti tiang
Bakas disebelah kanan pintu masuk,tiang Busu disebelah kiri pintu masuk,tiang
Penyambut sederet dengan tiang Bakas,tiang Perambai sederet dengan tiang
Busu.Keempat tiang ini berada pada ruang tengah bagunan karena sesuai
kepercayaan suku dayak,dengan agamanya Kaharingan keempat tiang tersebut
melambangkan turunnya manusia pertama yang diturunkan oleh Ranying Hatala
Langit.Tiang itu sendiri berdiameter 40 cm-80 cm dan terbuat dari kayu
ulin(kayu besi) karena kuat dan tahan lama sehingga cocok untuk konstruksi
utama bangunan Tetapi sekarang terjadi penyerdehanaan karena ketersediaan
bahan.
BABI 2.3. Lantai
Umumnya Rumah tang menggunakan papan kayu.Tetapiuntu model
jaman sekarang ada beberapa yang mengguanakan keramik,maupun karpet.Dahulu
papan kayu berukuran 6 m x 30cm dengan pengolahannya sederhana sehingga
permukaan yang dihasilkan tidak rata dan licin,berbeda dengan lantai kayu
sekarang yang berukuran 4 m x 20 cm
dengam permukaan yang licin
BABI 2.3.
Tangga
Tangga dalam Rumah betang disebut
Hejan yang terbuat dari kayu bulat dan di buat beruas-ruas untuk tempat kaki
memanjat.Dengan seiringnya waktu tangga tersebut sudah dibuat seperti tangga
yang sudah ada sekarang yang lebih praktis dan ergonomis.Ada aturan tersendiri
dalam pembuatan tangganya seperti harus ganjil dan untuk railing tangga pun
juga harus ganjil 1atau 3.Menurut kepercayaan hitungan ganjil agar saat
memasuki rumah dalam hitungan genap agar terhindar dari malapetaka serta
filosofi suku Dayak itu sendiri yaitu, manusia di bagi menjadi 3 tingkatan usia
yaitu anak-anak,remaja,dan dewasa dimana masing-masing mempunyai jangkauan yang
berbeda.Yang membedakan tangga yang dulu dan yang sekarang adalah konsepnya
dengan adat istiadat yang jaman dulu,dan dengan perhitungan logika untuk jaman
sekarang
BABI 2.4.
Dinding
Dinding Rumah Betang terdiri dari dua
lapis yaitu bagian dalam dengan kayu ulin dan bagian luar menggunakan kulit
kayu.Jaman dahulu pun dinding tidak tertutup seluruhnya yaitu hanya setengah
tinggi dinding kurang lebih sekitar 280 cm
itu karena wanita menjadi tolak ukuran Suku Dayak dengan wanita berdiri
diatas Luntung(keranjang besar dengan tinggi kurang lebih 80 cm)sehingga di
dapat tinggi dinding dengan tinggi keseluruhan yaitu mencapai 6 m(sampai
plafond)
BABI 2.5.
Pintu dan
Jendela
Penempatan
pintu masuk :
Pintu
diletakkan di tengah-tengah bangunan seakan akan membelah bangunan
menjadi 2,lalu harus diletakkan pada sisi panjang bangunan ,dan pintu harus
berada di depan Los(ruang kosong)
Ukuran pintu:
Ukuran ini merujuk pada penggunaan
ukuran tubuh wanita dengan carawanita
duduk bersandar dan kaki diselonjorkan maka didapat bukaan pintu sedangkan
untuk tinggi, wanita berdiri dan sbelah tangan nya menggapai keatas.Untuk itu
tidak ada ukuran baku untuk pintu
BABI 2.3.
Dinding
Dinding Rumah Betang terdiri dari dua
lapis yaitu bagian dalam dengan kayu ulin dan bagian luar menggunakan kulit
kayu.Jaman dahulu pun dinding tidak tertutup seluruhnya yaitu hanya setengah
tinggi dinding kurang lebih sekitar 280 cm
itu karena wanita menjadi tolak ukuran Suku Dayak dengan wanita berdiri
diatas Luntung(keranjang besar dengan tinggi kurang lebih 80 cm)sehingga di
dapat tinggi dinding dengan tinggi keseluruhan yaitu mencapai 6 m(sampai
plafond)
BABI 2.3.
Pintu dan
Jendela
Penempatan
pintu masuk :
Pintu
diletakkan di tengah-tengah bangunan seakan akan membelah bangunan
menjadi 2,lalu harus diletakkan pada sisi panjang bangunan ,dan pintu harus
berada di depan Los(ruang kosong)
Ukuran pintu:
Ukuran ini merujuk pada penggunaan
ukuran tubuh wanita dengan carawanita
duduk bersandar dan kaki diselonjorkan maka didapat bukaan pintu sedangkan
untuk tinggi, wanita berdiri dan sbelah tangan nya menggapai keatas.Untuk itu
tidak ada ukuran baku untuk pintu
Model :
Baik pintu masuk maupun bilik
bentuknya polos.Tetapi untuk jaman sekarang,ada beberapa yang diukir untuk
memperlihatkan status sosialnya. Adapun
tata cara juga dalam membuka
pintu yaitu membuka dengan tangan kiri,karena apabila tamu bermaksud baik maka
tangan kanan di gunakan untuk mempersilahkan mask,dan apabila tamu bermaksud
buruk, maka tangan kanan bisa digunakan untuk menangkis serangan
Penempatan
jendela :
Penempatan hanya berada pada bagian
sisi bagunan saja,dimana 1 bilik hanya mempunyai satu jendela saja dan setiap
ruangan di haruskan mempunyai jendela
sebagai lubang cahaya dan pertukaran
Ukuran jendela:
Untuk ukuran yang jaman dahulu berukuran
50 cm x60 cmdan untuk yang jaman sekarang 60 cm x 90 cm.Cara penentuan
jendela ini sama seperti pengukuran pintu dimana pebngukuran menggunakan ukuran tubuh wanita dengan merapatkan siku
dan jadilah untuk bukaannya dan untuk tingginya setinggi dagu wanita saat
berdiri,sedangkan jaman sekarang ukuran bukaan adalah sepersepuluh dari luas lantai
ruangan dan untuk ukuran keatas
maksimal 1,92 m
Bahan jendela
:
Bahan jendela nya terdiri dari kayu untuk lapisan dalam dan bagian lapisan
luar menggunakan kulit kayu sedangkan sekarang sudah ada yang menggunakan kaca
karena semakin maju jaman sehingga banyak pilihan.
Model jendela :
Sama seperti pintu ,karena fungsi nya
hanya sebagai pengaman maka dibuat
polos, tetapi seiring perkembangan
jaman sama halnya seperti pintu
penambahan ukiran-ukiran pada jendelamampu
memberi status sosial dalam
masyarakat tersebut.
BABI 2.3.
Atap
Bagian atap Rumah betang biasanya di ekspos tanpa adanya plafond,dan
berguna untuk sistem cross ventilation dan pengcahayaan pada rumah kerangka atap yang tinggi juga
memungkinkan sirkulasi udara yang baik,penutup atap menggunakan sirap kayu
BABI 2.3.
Ornamen
Ornamen
sendiri biasanya terdapat pada lisplang atap,di atas ambang daun pintu, dan di daun pintu ataupun jendela,biasanya terdiri dari motif burung enggan,ular,balangga,dan motif
tumbuh-tumbuhan ,selain itu adapula anyaman dan seni patung berupa manusia dan
binatang.Ornamen-ornamen tersebut semata-mata untuk perlindungan terhadap
roh-roh jahat.Seperti :
-Ukiran Asun
Bulan,dimana terdapat dua orang bersalaman dengan makna orang rumah
harus ramah terhadap tamu .( ukiran di atas ambang pintu)
-Ukiran Tambarirang
Maning Singkap Langit, dimana
ukiran menyerupai anjing yang melambangkan Tatun Hatuen (Raja
Palasit),agar Hatuen tidak mengganggu penghuni.( ukiran di atas
ambang pintu)
-Patung berbentuk manusia yang ada
pada railing tangga,merupakan simbol penjaga Rumah Betang,agar roh-roh jahat tidak
masuk ke rumah.
-Anyaman rotan yang bermotif batang
garing pada tiang agung
yang melambangkan kesejahteraan
Selain ada
maksud didalam ukirannya tetapi ada juga
yang hanya sebagai ornamen seperti :
-Ukiran Naga Pasai ,perlambangn
Bawi Jata atau Dewa Penguasa Alam
Bawah pada daun jendela dan pintu
-Ukiran Lamantek,perlambangan kesehatan.
sumber :
-Asteria:Alumni Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra – Surabaya:(Studi Kasus Rumah Tradisional Palangkaraya di Kalimantan Tengah)
Salam Kenal sahabatku Danik Pratiwi, Artikel yang cukup menarik dan sangat spesifik. Anda sangat bagus dalam hal meyadur dan mengutif. Teruslah berkarya dan jangan Berhenti. Oh ia sekarang saya sudah menganti blog saya yang Penulisopini menjadi Dayakonline..
ReplyDelete