Menu

Tuesday 28 January 2014

Rumah Betang (kalimantan Tengah).Bag.2.end



BAB 2

BAB 2.1.                    Denah,Tampak,dan Potongan








KESIMPULAN :

Dalam pembuatan rumah Betang,walaupun penataan ruang berbeda,tetapi  tetap ada 3 unsur ruang yang harus di penuhi yaitu,Ruang Los,Ruang Bilik, Ruang Dapur,Karayan.Banyak bilik tergantung pada orang yang tinggal di dalamnya


BAB 2.1.                     Orientasi Bangunan
Suku Dayak mempercayai dalam pembangunan rumah, bagian hulu rumah mengarah ke tempat sang surya terbit, dan bagian hilir mengarah ke terbenamnya matahari. Ini menjadi filosofi suku Dayak, mereka meyakini bahwa dalam menjalani hidup dimulai dari sang terbit dan pulang ke rumah menuju sang tenggelam. Selain rumah sebagai jantung kehidupan, Kalimantan identik dengan sungai. Kali ini sungai itu bernama Katingan. Dari hulu ke hilir mencapai 650 km, lebarnya bisa mencapai 65 m, kedalaman 12 m. Tidak seperti halnya masyarakat Jakarta yang mempergunakan sungai sebagai halaman belakang, suku Dayak mengarahkan orientasi tata ruang menuju sungai. Sungai sebagai halaman depan. Maka, yang terlihat adalah sungai bersih berarus deras, dan memiliki fungsi ekonomi, sosial, bahkan budaya.Secara sederhananya
 


BABI 2.3.     Tiang/Kolom
Rumah betang  identik dengan tiang-tiang berukuran besar sebagai struktur utama rumah karena kolom berfungsi sebagai pengikat dinding bangunan agar tidak goyah.Dulu tinggi Rumah Betang bisa mencapai lebih dari 3 meter,karena pertimbangan alam yang masih liar/keras,juga untuk menghidari banjir karena meluapnya sungai dan juga perang sukuyang disebut Hakayau(pemenggalan kepala).Rumah betang terdiri dari 4 tiang yang disebut tiang agung dan tiap-tiap tiang mempunyai nama seperti tiang Bakas disebelah kanan pintu masuk,tiang Busu disebelah kiri pintu masuk,tiang Penyambut sederet dengan tiang Bakas,tiang Perambai sederet dengan tiang Busu.Keempat tiang ini berada pada ruang tengah bagunan karena sesuai kepercayaan suku dayak,dengan agamanya Kaharingan keempat tiang tersebut melambangkan turunnya manusia pertama yang diturunkan oleh Ranying Hatala Langit.Tiang itu sendiri berdiameter 40 cm-80 cm dan terbuat dari kayu ulin(kayu besi) karena kuat dan tahan lama sehingga cocok untuk konstruksi utama bangunan Tetapi sekarang terjadi penyerdehanaan karena ketersediaan bahan.

BABI 2.3.     Lantai
Umumnya Rumah  tang menggunakan papan kayu.Tetapiuntu model jaman sekarang ada beberapa yang mengguanakan keramik,maupun karpet.Dahulu papan kayu berukuran 6 m x 30cm dengan pengolahannya sederhana sehingga permukaan yang dihasilkan tidak rata dan licin,berbeda dengan lantai kayu sekarang yang berukuran  4 m x 20 cm dengam permukaan yang licin  

 
BABI 2.3.                 Tangga
Tangga dalam Rumah betang disebut Hejan yang terbuat dari kayu bulat dan di buat beruas-ruas untuk tempat kaki memanjat.Dengan seiringnya waktu tangga tersebut sudah dibuat seperti tangga yang sudah ada sekarang yang lebih praktis dan ergonomis.Ada aturan tersendiri dalam pembuatan tangganya seperti harus ganjil dan untuk railing tangga pun juga harus ganjil 1atau 3.Menurut kepercayaan hitungan ganjil agar saat memasuki rumah dalam hitungan genap agar terhindar dari malapetaka serta filosofi suku Dayak itu sendiri yaitu, manusia di bagi menjadi 3 tingkatan usia yaitu anak-anak,remaja,dan dewasa dimana masing-masing mempunyai jangkauan yang berbeda.Yang membedakan tangga yang dulu dan yang sekarang adalah konsepnya dengan adat istiadat yang jaman dulu,dan dengan perhitungan logika untuk jaman sekarang
BABI 2.4.                 Dinding
Dinding Rumah Betang terdiri dari dua lapis yaitu bagian dalam dengan kayu ulin dan bagian luar menggunakan kulit kayu.Jaman dahulu pun dinding tidak tertutup seluruhnya yaitu hanya setengah tinggi dinding kurang lebih sekitar 280 cm  itu karena wanita menjadi tolak ukuran Suku Dayak dengan wanita berdiri diatas Luntung(keranjang besar dengan tinggi kurang lebih 80 cm)sehingga di dapat tinggi dinding dengan tinggi keseluruhan yaitu mencapai 6 m(sampai plafond)
BABI 2.5.                Pintu dan Jendela
Penempatan pintu masuk :
Pintu  diletakkan di tengah-tengah bangunan seakan akan membelah bangunan menjadi 2,lalu harus diletakkan pada sisi panjang bangunan ,dan pintu harus berada di depan Los(ruang kosong)
Ukuran pintu:
Ukuran ini merujuk pada penggunaan ukuran tubuh  wanita dengan carawanita duduk bersandar dan kaki diselonjorkan maka didapat bukaan pintu sedangkan untuk tinggi, wanita berdiri dan sbelah tangan nya menggapai keatas.Untuk itu tidak ada ukuran baku untuk pintu

BABI 2.3.                 Dinding
Dinding Rumah Betang terdiri dari dua lapis yaitu bagian dalam dengan kayu ulin dan bagian luar menggunakan kulit kayu.Jaman dahulu pun dinding tidak tertutup seluruhnya yaitu hanya setengah tinggi dinding kurang lebih sekitar 280 cm  itu karena wanita menjadi tolak ukuran Suku Dayak dengan wanita berdiri diatas Luntung(keranjang besar dengan tinggi kurang lebih 80 cm)sehingga di dapat tinggi dinding dengan tinggi keseluruhan yaitu mencapai 6 m(sampai plafond)

BABI 2.3.                Pintu dan Jendela
Penempatan pintu masuk :
Pintu  diletakkan di tengah-tengah bangunan seakan akan membelah bangunan menjadi 2,lalu harus diletakkan pada sisi panjang bangunan ,dan pintu harus berada di depan Los(ruang kosong)
Ukuran pintu:
Ukuran ini merujuk pada penggunaan ukuran tubuh  wanita dengan carawanita duduk bersandar dan kaki diselonjorkan maka didapat bukaan pintu sedangkan untuk tinggi, wanita berdiri dan sbelah tangan nya menggapai keatas.Untuk itu tidak ada ukuran baku untuk pintu


Model :
Baik pintu masuk maupun bilik bentuknya polos.Tetapi untuk jaman sekarang,ada beberapa yang diukir untuk memperlihatkan status sosialnya. Adapun  tata cara  juga dalam membuka pintu yaitu membuka dengan tangan kiri,karena apabila tamu bermaksud baik maka tangan kanan di gunakan untuk mempersilahkan mask,dan apabila tamu bermaksud buruk, maka tangan kanan bisa digunakan untuk menangkis serangan
 
Penempatan jendela :
Penempatan hanya berada  pada bagian sisi bagunan saja,dimana 1 bilik hanya mempunyai satu jendela saja dan setiap ruangan di haruskan mempunyai  jendela sebagai  lubang cahaya dan pertukaran

 Ukuran jendela:

Untuk ukuran yang jaman dahulu berukuran  50 cm x60 cmdan untuk yang jaman sekarang 60 cm x 90 cm.Cara penentuan jendela ini sama seperti pengukuran pintu dimana pebngukuran menggunakan  ukuran tubuh wanita dengan merapatkan siku dan jadilah untuk bukaannya dan untuk tingginya setinggi dagu wanita saat berdiri,sedangkan  jaman  sekarang ukuran bukaan adalah  sepersepuluh dari luas  lantai  ruangan dan  untuk ukuran keatas maksimal 1,92 m

Bahan  jendela  :
Bahan jendela nya terdiri dari kayu untuk lapisan dalam dan bagian lapisan luar menggunakan kulit kayu sedangkan sekarang sudah ada yang menggunakan kaca karena semakin maju jaman sehingga banyak pilihan.

Model  jendela :
Sama seperti pintu ,karena fungsi nya hanya sebagai pengaman maka dibuat  polos, tetapi seiring perkembangan  jaman  sama halnya seperti pintu penambahan ukiran-ukiran pada jendelamampu  memberi status sosial dalam  masyarakat tersebut.


BABI 2.3.                 Atap
Bagian atap Rumah betang biasanya di ekspos tanpa adanya plafond,dan berguna untuk sistem cross ventilation dan pengcahayaan  pada rumah kerangka atap yang tinggi juga memungkinkan sirkulasi udara yang baik,penutup atap menggunakan sirap kayu
 
BABI 2.3.                 Ornamen
Ornamen sendiri biasanya terdapat pada lisplang atap,di atas ambang daun  pintu, dan di daun pintu ataupun  jendela,biasanya terdiri dari  motif burung enggan,ular,balangga,dan motif tumbuh-tumbuhan ,selain itu adapula anyaman dan seni patung berupa manusia dan binatang.Ornamen-ornamen tersebut semata-mata untuk perlindungan terhadap roh-roh jahat.Seperti :

-Ukiran  Asun Bulan,dimana terdapat dua orang bersalaman dengan makna orang  rumah  harus ramah terhadap tamu .( ukiran di atas ambang pintu)

-Ukiran Tambarirang  Maning  Singkap Langit, dimana ukiran menyerupai anjing yang melambangkan Tatun Hatuen (Raja Palasit),agar  Hatuen  tidak mengganggu penghuni.( ukiran di atas ambang pintu)

-Patung berbentuk manusia yang ada pada  railing  tangga,merupakan simbol  penjaga Rumah Betang,agar roh-roh jahat tidak masuk ke rumah.

-Anyaman rotan yang bermotif  batang  garing  pada tiang agung yang  melambangkan kesejahteraan

Selain ada maksud didalam  ukirannya tetapi ada juga yang hanya sebagai ornamen  seperti :

-Ukiran Naga Pasai ,perlambangn Bawi Jata atau  Dewa Penguasa Alam Bawah  pada daun jendela dan pintu   
-Ukiran  Lamantek,perlambangan kesehatan.

 sumber :













-Asteria:Alumni Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra  Surabaya:(Studi Kasus Rumah Tradisional Palangkaraya di Kalimantan Tengah)


 


1 comment:

  1. Salam Kenal sahabatku Danik Pratiwi, Artikel yang cukup menarik dan sangat spesifik. Anda sangat bagus dalam hal meyadur dan mengutif. Teruslah berkarya dan jangan Berhenti. Oh ia sekarang saya sudah menganti blog saya yang Penulisopini menjadi Dayakonline..

    ReplyDelete