Kondisi Alam Nias
Pulau Nias terletak di antara 0° 12’-1° 32’ Lintang Utara dan 97-98°Bujur Timur, Kepulauan Nias yang terdiri dari empat kabupaten ini terdiri dari sebuah pulau yang cukup besar, yaitu Pulau Nias dan 131 pulau kecil. Sebanyak 17.779 penduduk Nias mendiami 37 pulau dan 95 pulau lainnya belum dihuni manusia. Luas total Pulau Nias 5.625 kilometer persegi atau sekitar 7,82 persen luas Sumatera Utara secara keseluruhan Berada di bagian barat daya wilayah Provinsi Sumatera Utara, Pulau Nias berjarak sekitar 85 mil laut dari PelabuhanSibolga di daratan Pulau Sumatera.
Adapun batasan-batsan pulau nias adalah sebagai berikut :
•Sebelah Utara: Berbatasan dengan pulau-pulau banyak, Propinsi DaerahIstimewa Aceh.
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kepulauan Mentawai, Propin-si DaerahTingkat I Sumatera Barat
•Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kepulauan Mursala, Kabupa
•-ten DaerahTingkat II Tapanuli Tengah.
•Sebelah Barat: Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Topografi Pulau Nias berupa bukitbukit sempit dan terjal serta
pegunungan yang memiliki ketinggian hingga 800 meter di atas permukaan laut.
Bagian wilayahnya yang berupa dataran rendah sampai bergelombang mencapaijumlahan 24%, tanah bergelombang sampai berbukit 28,8 %, sedangkan tanah berbukit sampai pegunungan mencapai 51,2% dari seluruh luas dataran. Dataranrendah terdapat di bagian tepi pulau, dan sebagian tepi Pulau Nias tersebut.merupakan tebing karang yang menyulitkan pencapaiannya dari arah laut. Daerahperbukitan berada di bagian tengah pulau.Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi Samudra Indonesia. Suhu udaraberkisar antara 80sampai90 % dan kecepatan angin antara 5 sampai6 knot. Curah hujan tinggi dan relatif turun sepanjang tahun, hujan 248 hari dalam setahun dan sering kalidisertai badai besar. Musim badai biasanya berkisar antara bulan April - Oktober,tetapi kadang - kadang terjadinya badai pada bulan - bulan lainnya. Sering kali terjadi perubahan cuaca secara mendadak.
Pulau Nias terletak di antara 0° 12’-1° 32’ Lintang Utara dan 97-98°Bujur Timur, Kepulauan Nias yang terdiri dari empat kabupaten ini terdiri dari sebuah pulau yang cukup besar, yaitu Pulau Nias dan 131 pulau kecil. Sebanyak 17.779 penduduk Nias mendiami 37 pulau dan 95 pulau lainnya belum dihuni manusia. Luas total Pulau Nias 5.625 kilometer persegi atau sekitar 7,82 persen luas Sumatera Utara secara keseluruhan Berada di bagian barat daya wilayah Provinsi Sumatera Utara, Pulau Nias berjarak sekitar 85 mil laut dari PelabuhanSibolga di daratan Pulau Sumatera.
Adapun batasan-batsan pulau nias adalah sebagai berikut :
•Sebelah Utara: Berbatasan dengan pulau-pulau banyak, Propinsi DaerahIstimewa Aceh.
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kepulauan Mentawai, Propin-si DaerahTingkat I Sumatera Barat
•Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kepulauan Mursala, Kabupa
•-ten DaerahTingkat II Tapanuli Tengah.
•Sebelah Barat: Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Topografi Pulau Nias berupa bukitbukit sempit dan terjal serta
pegunungan yang memiliki ketinggian hingga 800 meter di atas permukaan laut.
Bagian wilayahnya yang berupa dataran rendah sampai bergelombang mencapaijumlahan 24%, tanah bergelombang sampai berbukit 28,8 %, sedangkan tanah berbukit sampai pegunungan mencapai 51,2% dari seluruh luas dataran. Dataranrendah terdapat di bagian tepi pulau, dan sebagian tepi Pulau Nias tersebut.merupakan tebing karang yang menyulitkan pencapaiannya dari arah laut. Daerahperbukitan berada di bagian tengah pulau.Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi Samudra Indonesia. Suhu udaraberkisar antara 80sampai90 % dan kecepatan angin antara 5 sampai6 knot. Curah hujan tinggi dan relatif turun sepanjang tahun, hujan 248 hari dalam setahun dan sering kalidisertai badai besar. Musim badai biasanya berkisar antara bulan April - Oktober,tetapi kadang - kadang terjadinya badai pada bulan - bulan lainnya. Sering kali terjadi perubahan cuaca secara mendadak.
Sejarah
Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora`a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama "Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut di atas mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
Kebudayaan Orang Nias
Nias memiliki berbagai macam kebudayaan yang unik dan tidak terdapat di derah lain seperti kebudayaan megalith yang masih kental dan masih terjaga serta masih dapat kita lihat sampai sekarang. Dalam mendirikan batu megalith diadakan sebuah pesta besar yang sering disebut “owasa” yaitu dengan menyembelih sampai seratus ekor babi. Pelaksanaan owasa ini dilakukan untuk membuktikan status seseorang didalam masyarakat.
Nias memiliki berbagai macam kebudayaan yang unik dan tidak terdapat di derah lain seperti kebudayaan megalith yang masih kental dan masih terjaga serta masih dapat kita lihat sampai sekarang. Dalam mendirikan batu megalith diadakan sebuah pesta besar yang sering disebut “owasa” yaitu dengan menyembelih sampai seratus ekor babi. Pelaksanaan owasa ini dilakukan untuk membuktikan status seseorang didalam masyarakat.
Nias memiliki hukum tradisional yang terdiri dari lima pilar yaitu :
1. Hukuman: Bagaimana menghukum seorang pembunuh, pezinah, dan pencuri.Seorang yang telah melakukan perzinahan akan dihukum mati,tapi dapat ditebus dengan membayar denda seratus ekor babi atau seratus unit emas batangan
2. Jujuran: Pembayarannya dilakukan oleh pihak laki-laki dengan membiayai seluruh acara pesta pernikahan hingga usai
3. Afore: Sistem pengukuran babi
4. Kutak: Sistem pengukuran beras
5. Nilai Emas
3. Afore: Sistem pengukuran babi
4. Kutak: Sistem pengukuran beras
5. Nilai Emas
sebagai berikut :
1. Tari Maluaya 6. Tari Mondrau Lume-lume
2. Tari Baluse 7. Tari Manaho
3. Tarena 8. Tari Tuwa
4. Tari Fogaile 9. Tari
5. Tari Faore 10. Tari Moyo
Berikut ini beberapa jenis upacara adat yang sering diaakan oleh orang Nias Sendiri antara lain:
1. Famataro Mbanua
2. Fangotome’o
3. fatabo
4. famadaya hasi zimate
5. fanano bunga
6. fadabu
Selain jenis tari dan upacara adat Nias juga mempunyai alat musik tradisional
1. Tari Maluaya 6. Tari Mondrau Lume-lume
2. Tari Baluse 7. Tari Manaho
3. Tarena 8. Tari Tuwa
4. Tari Fogaile 9. Tari
5. Tari Faore 10. Tari Moyo
Berikut ini beberapa jenis upacara adat yang sering diaakan oleh orang Nias Sendiri antara lain:
1. Famataro Mbanua
2. Fangotome’o
3. fatabo
4. famadaya hasi zimate
5. fanano bunga
6. fadabu
Selain jenis tari dan upacara adat Nias juga mempunyai alat musik tradisional
yaitu :
1.Doli-doli atau sejenis gamelan
2.Garamba atau berupa gendang besar yang sangat berperan penting dalam setiap pesta adat di nias
3.Faritia atau gong dalam ukuran kecil
4.Fondrahi atau gendang yang berukuran kecil yang salah satu ujungnya terbuka
5.Gondra atau gong dalam ukuran besar
Mata pencaharian penduduk umumnya adalah bertani dan berkebun.Hasil aktivitas itu antara lain; padi, jagung, ketela, rambat, nilam, pisang, nenas,jeruk durian langsat, mangga, karet, kelapa, kopi, cengkeh, coklat, dan lainnya.Tanaman padi diusahakan pada sawah atau lading / huma, yang umumnya menempati bagian tanah yang rendah, seperti bagian-bagian lembah yang dialiri sungai-sungai kecil. Adapun tanaman keras seperti karet dan cengkeh banyak diusahakan pada daerah-daerah perbukitan, sehingga sebagian hutan-hutan di pulau ini dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat.
1.Doli-doli atau sejenis gamelan
2.Garamba atau berupa gendang besar yang sangat berperan penting dalam setiap pesta adat di nias
3.Faritia atau gong dalam ukuran kecil
4.Fondrahi atau gendang yang berukuran kecil yang salah satu ujungnya terbuka
5.Gondra atau gong dalam ukuran besar
Mata pencaharian penduduk umumnya adalah bertani dan berkebun.Hasil aktivitas itu antara lain; padi, jagung, ketela, rambat, nilam, pisang, nenas,jeruk durian langsat, mangga, karet, kelapa, kopi, cengkeh, coklat, dan lainnya.Tanaman padi diusahakan pada sawah atau lading / huma, yang umumnya menempati bagian tanah yang rendah, seperti bagian-bagian lembah yang dialiri sungai-sungai kecil. Adapun tanaman keras seperti karet dan cengkeh banyak diusahakan pada daerah-daerah perbukitan, sehingga sebagian hutan-hutan di pulau ini dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat.
Filosofis
Dalam masyarakat Nias sebelum masuknya agama menganut kepercayaan akan adanya 3 (tiga) dunia, yakni :
-Dunia atas atau dunia leluhur;
-Dunia manusia dan
-Dunia bawah.
Kosmologi masyarakat Nias ini merupakan gambaran pandangan dari masyarakat tentang asal-usul nenek moyang suku Nias yang berasal dari Teteholi Ana’a (langit) yang diturunkan ke bumi di puncak gunung sekarang di kenal dengan nama Boro Nadu, yang berada di Kecamatan Gmo Kabupaten Nias Selatan.
Pengaruh Kosmologi ini terlihat jelas dalam bentuk arsitektur tradisional Nias, baik itu dalam bentuk rumah adatnya maupun dalam pola perkampungan. Dalam bentuk rumah adat, masyarakat Nias menepatkan bagian atas dari pada bangunannya sebagai tempat yang paling dihormati (disucikan).
Dalam pola perkampungan, semakin tinggi letak kampung berada, semakin dekat dengan dunia atas, yang berarti semakin aman dan sejahtera kampung tersebut.
Gambar 9 : Kosmologi masyarakat Nias
Dunia atas, dunia manusia dan dunia bawah digambarkan oleh masyarakat Nias dalam bentuk perkampungannya. Gambaran Teteholi Ana’a (langit) diperlihatkan dengan gerbang atau jalan menuju ke kampung.
Dunia atas, dunia manusia dan dunia bawah digambarkan oleh masyarakat Nias dalam bentuk perkampungannya. Gambaran Teteholi Ana’a (langit) diperlihatkan dengan gerbang atau jalan menuju ke kampung.
Pola kampungan Nias Utara
-Bentuk linier (gang)
-Masa bangunan terpisah satu sama lain
-Gerbang tidak begitu jelas
-Halaman terdiri dari tanah yang diperkeras
-Masa bangunan terpisah satu sama lain
-Gerbang tidak begitu jelas
-Halaman terdiri dari tanah yang diperkeras
Gambar 8 : Pola perkampungan Nias Utara
Pada pola kampung tersebut selalu berorientasi ke arah utara – selatan, sedangkan gerbangnya berada pada arah timur – barat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nias telah mengetahui cara penempatan bangunan yang baik dengan berpedoman pada cuaca atau iklim. Dalam pengertian mereka bahwa arah terbitnya matahari disebut “raya” dan arah terbenamnya ”you”.
Pada pola kampung tersebut selalu berorientasi ke arah utara – selatan, sedangkan gerbangnya berada pada arah timur – barat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nias telah mengetahui cara penempatan bangunan yang baik dengan berpedoman pada cuaca atau iklim. Dalam pengertian mereka bahwa arah terbitnya matahari disebut “raya” dan arah terbenamnya ”you”.