Menu

Friday, 19 April 2013

.......( -。-) 。。。。。。。。。。。

。。。paaaaaaaaaaaarrrrrraaaaaaaaaaahhhhhhhhh.......

。。。。begadang trus.....................................

。。。。。。begh........

#suara hati ( -。-) 。。。。。。。。。。。

Friday, 5 April 2013

FISIKA BANGUNAN(CROSS VENTILATION/VENTILASI SILANG SERTA TEKANAN DAN HISAPAN PADA BANGUNAN )



A.  SIRKULASI SILANG

Pengertian Ventilasi Silang
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/01/16/1118411620X310.jpgVentilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan berupa jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara pengap keluar ruangan dari sisi lain.
A.a.                       daerah yang tak teraliri.
D). Lubang keluar di dua sisi memungk
Prinsip Ventilasi Silang
Ventilasi silang memungkinkan udara mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus mengendap terlebih dahulu, di dalam ruangan. Udara yang masuk dari satu jendela, akan langsung dialirkan keluar oleh jendela yang ada di hadapannya, dan berganti dengan udara baru, begitu seterusnya. Dengan begitu, tanpa AC pun ruangan tetap terasa sejuk.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran jendela atau bukaan, yang harus seimbang dengan ukuran ruangan. Ruangan berukuran besar sudah tentu membutuhkan bukaan yang besar pula. Tak hanya membuat aliran udara membaik, bukaan besar juga memasukkan banyak cahaya matahari. Ruangan pun menjadi sehat dan terang, tanpa perlu menyalakan lampu di siang hari.

Contoh Penerapan di Dalam Ruangan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjgxsXil0J1bc_cLMT_ungn34ytdUBCmMCgpBivFix954hgFxTtS6aVNbDDI7e8RpsL9J_8GGfwWV3Hq6DY6pRow1PWIZ06J8THqUDwdlzaBrY9dfLgy7jETuv5LuImRUU2nmtO4Ltl1IX/s320/ventilasi+silang.jpg
Ukuran bukaan untuk ventilasi silang yang ideal bergantung pada luas ruangan. Menurut arsitek Tiffa Nur Latiffa, Standar Nasional Indonesia mensyaratkan luas bukaan termasuk fungsi untuk memasukkan cahaya, adalah minimal 20 persen dari luas lantai ruangan.
"Khusus untuk lubang ventilasi di rumah tinggal seperti jendela, disyaratkan minimal 5 persen dari luas ruangan," ujar Tiffa.
"Sementara untuk bangunan kantor, pabrik, dan sebagainya adalah 10 persen dari luas ruangan," lanjutnya. Idealnya setiap ruangan di dalam rumah harus mengaplikasikan ventilasi silang agar selalu bersentuhan langsung dengan udara luar.
Sementara menurut arsitek Wijoyo Hendromartono, ventilasi silang sebaiknya dibuat bersilangan atas bawah atau menyerong kiri kanan. Untuk persilangan atas bawah, sebaiknya lubang keluar udara berada di bagian atas karena udara panas bersifat lebih ringan.
Aliran angin juga dipengaruhi oleh hambatan yang berada di bagian tengah ruangan. Misalnya, semakin besar furnitur yang berdiri di antara ventilasi silang, maka semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan demikian, hindari meletakkan benda-benda berukuran besar antara ventilasi silang yang dapat menghambat perputaran udara.












B.   PENGARUH ANGIN TERHADAP BANGUNAN



Tekanan dan Hisapan pada Bangunan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsx2yHqgmZld2MVZcXV_SfGq5rvBg6Kbb_jOF-fSZy0g_n52SsbYRtcyYSDiGUfziSxgIptg9hsiH161zf1rYXKDFxUfY2oIh20m9pUVdNhvCd6DQ1yaMKfv1Cbf8SMttb2CD1mTn2oe4/s1600/pengaruh+angin+pada+bangunan+gedung.jpg
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya tekanan dan hisapan pada bangunan pada saat angin bergerak adalah kecepatan angin. Besarnya kecepatan angin berbeda-beda untuk setiap lokasi geografi. Kecepatan angin rencana biasanya didasarkan untuk periode ulang 50 tahun. Karena kecepatan angin akan semakin tinggi dengan ketinggian di atas tanah, maka tinggi kecepatan rencana juga demikian. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah bangunan itu terletak di perkotaan atau di pedesaan. Seandainya kecepatan angin telah diketahui, tekanan angin yang bekerja pada bagunan dapat ditentukan dan dinyatakan dalam gaya statis ekuivalen.

Pola pergerakan angin yang sebenarnya di sekitar bangunan sangat rumit, tetapi konfigurasinya telah banyak dipelajari serta ditabelkan. Karena untuk suatu bangunan, angin menyebabkan tekanan maupun hisapan, maka ada koefisien khusus untuk tekanan dan hisapan angin yang ditabelkan untuk berbagai lokasi pada bangunan.
Untuk memperhitungkan pengaruh dari angin pada struktur bangunan, pedoman yang berlaku di Indonesia mensyaratkan beberapa hal sebagai berikut :
­     -Tekanan tiup angin harus diambil minimum 25 kg/m2
­    -Tekanan tiup angin di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, harus diambil minimum 40 kg/m2
Untuk tempat-tempat dimana terdapat kecepatan angin yang mungkin mengakibatkan tekanan tiup yang lebih besar. Tekanan tiup angin (p) dapat ditentukan berdasarkan rumus empiris :
p = V2/16  (kg/m2)

Dimana V adalah kecepatan angin dalam satuan m/detik.
Berhubung beban angin akan menimbulkan tekanan dan hisapan, maka berdasarkan percobaan-percobaan, telah ditentukan koefisien-koefisien bentuk tekanan dan hisapan untuk berbagai tipe bangunan dan atap. Tujuan dari penggunaan koefisien-koefisien ini adalah untuk menyederhanakan analisis. Sebagai contoh, pada bangunan gedung tertutup, selain dinding bangunan, struktur atap bangunan juga akan mengalami tekanan dan hisapan angin, dimana besarnya tergantung dari bentuk dan kemiringan atap (Gambar 1.4). Pada bangunan gedung yang tertutup dan rumah tinggal dengan tinggi tidak lebih dari 16 m, dengan lantai-lantai dan dinding-dinding yang memberikan kekakuan yang cukup, struktur utamanya ( portal ) tidak perlu diperhitungkan terhadap angin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn_F2MjX9xgfyml-73zlK7X3ioAsshiTwcacnTZyDSBq907WB2vsJAJih_XQREe9mnM43Eoe017BWEaZK8IB4SpNSIQ92py_g4ot7mfb5i5iC8apSWWdCwN7nKqZ6G65Hx1tsCFjZpJks/s400/kof+angin+tekan+%2526+hisap.jpg


Gambar I- 4.  Koefisien angin untuk tekanan dan hisapan pada bangunan

Pada pembahasan di atas, pengaruh angin pada bangunan dianggap sebagai beban-beban statis. Namun perilaku dinamis sebenarnya dari angin, merupakan hal yang sangat penting. Efek dinamis dari angin dapat muncul dengan berbagai cara. Salah satunya adalah bahwa angin sangat jarang dijumpai dalam keadaan tetap (steady­state). Dengan demikian, bangunan gedung dapat mengalami beban yang berbalik arah. Hal ini khususnya terjadi jika  gedung berada di daerah perkotaan. Seperti diperlihatkan pada Gambar 3, pola aliran udara di sekitar gedung tidak teratur. Jika gedung-gedung terletak pada lokasi yang berdekatan, pola angin menjadi semakin kompleks karena dapat terjadi suatu aliran yang turbulen di antara gedung-gedung tersebut.Aksi angin tersebut dapat menyebabkan terjadinya goyangan pada gedung ke berbagai arah.

Angin dapat menyebabkan respons dinamis pada bangunan sekalipun angin dalam keadaan mempunyai kecepatan yang konstan.Hal ini dapat terjadi khususnya pada struktur-struktur yang relatif fleksibel, seperti struktur atap yang menggunakan kabel.Angin dapat menyebabkan berbagai distribusi gaya pada permukaan atap, yang pada gulirannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk, baik perubahan kecil maupun perubahan yang besar. Bentuk baru tersebut dapat menyebabkan distribusi tekanan maupun tarikan yang berbeda, yang juga dapat menyebabkan perubahan bentuk. Sebagai akibatnya, terjadi gerakan konstan atau flutter (getaran) pada atap. Masalah flutter pada atap merupakan hal penting dalam mendesain struktur fleksibel tersebut. Teknik mengontrol fenomena flutter pada atap mempunyai implikasi yang cukup besar dalam desain. dengan Efek dinamis angin juga merupakan masalah pada struktur bangunan gedung bertingkat banyak, karena adanya fenomena resonansi yang dapat terjadi.

Pengaruh Hisapan dan Tekanan pada Bangunan

1.      Bangunan terangkaat
2.      Atap terangkat
3.      Bergeser pada pondasi
4.      Bangunan rusak
5.      Robohnya bangunan

Cara Mengatasi Tekanan dan Hisapan pada Bangunan

1.      Penerapan prinsip tanggul,yaitu ditanamnya pohon tinggi berdaun rapat atau dengan pagar tembok dengan memberi perkuatan dengan kolom praktis dengan jarak 3-4 m dan pemberian kolom perkuatan yang miring dengan jarak 6-8 m.
2.      Lokasi yang terlindung,maksudnya pendiririan bangunan pada permukaan rendah,sehingga angin tertahan pada permukaaan tanah yang tinggi.
3.      Penanaman pohon tinggi.(min 6m dari bangunan)
4.      Pertinggian bangunan atap yang kurang curam






C.   SOAL

Sebuah ruang memiliki ukuran lebar=4m,panjang=8m,dantinggi=3,15m .Bila diketahui kec.angin=6m/detik,dan arus udara bersihnya sebanyak 2 kali hitunglah luas lubang ventilasinya.

Jawab:



v = 6m/detik =0,1m/menit

L lubang ventilasi x kec.angin = pxlxtxudara bersih/60
L lubang ventilasix0,1m/menit = 4x8x3,15x2/60
L lubang ventilasix0,1m/menit = 100,8x2/60
L lubang ventilasix0,1m/menit = 201,6/60
L lubang ventilasix0,1m/menit = 3,36
L lubang ventilasi = 3,36/0,1=33,6 m2

Karena ruang ada 4 bidang,maka 33,6/4= 8,4 m2(artinya setiap bidang ada ventilasi sebesar itu.)
  

akhirnya selesai....ヾ(-_-;)。。。。。ヽ(´□`。)ノ、、、、、

nb:buat yang liat kalo itungannya ada yang salah,tolong bilangin gua ya.......


D.  DAFTAR PUSTAKA
http://rencanarumah.com/ventilasi-silang-untuk-kelancaran-sirkulasi-udara-pada-rumah
http://ceruleancanvas.blogspot.com/2011/04/pengaruh-angin-pada-bangunan.html

nb:jangan lupa cantumin alamat blog gua di sumbernya......
mksh,,....,,

Thursday, 4 April 2013

Ilmu Budaya Dasar

Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Menurut Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukan bahwa Ilmu Pengetahuan
dikelompokan dalam tiga kelompok besar :
1. Ilmu뻟lmu Alamiah (Natural Science): mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat di alam semesta.Contoh: Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, Kedokteran
dan Mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science): mengkaji keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Contoh: Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Politik, Demografi,
Psikologi, Antropolgi Sosial, Sosiologi Hukum, dan sebagainya.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities): memamhami dan mencari arti kenyataan
yang bersifat manusiawi.

Tujuan IBD
Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis.
Mengusahakan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara ahli dalam
bidang masing뻧asing, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Menguasai wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog
satu sama lain.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya.
Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan :
Manusia dan Cinta Kasih;
Manusia dan Keindahan
Manusia dan Penderitaan;
Manusia dan Keadilan
Manusia dan Pandangan Hidup;
Manusia dan Tanggungjawab
Manusia dan Kegelisahan;
Manusia dan Harapan.


PENDAHULUAN
Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU), diberikan kepada
mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta, bertujuan untuk mengembangkan
daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi mahasiswa terhadap lingkungan budaya. Ada
dua hal yang menyebabkan pentingnya pembahasan materi itu, yaitu.
Pertama, tema-tema IBD merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami
dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang telah disusun oleh
Konsorsium Antar Bidang yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan,
pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
Kedua, pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuwan sering mengabaikan
sikap dan perilaku moral. Banyak di antara ilmuwan yang menganggap bahwa aspek moral itu
tidak penting. Menurutnya, aspek yang lebih penting daripada moral dalam suatu ilmu adalah
ontologis dan epistemologis. Apabila hal itu yang terjadi, maka ia akan mengabaikan unsur
manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak peka terhadap perma촶alahan moral. Untuk
mengantisipasi hal itu, setiap sarjana dirasa perlu memahami aspek budaya.

Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah Dasar Umum
(MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di
Perguruan Tinggi.
Secara khusus MKDU bertujaun untuk menghasilkan warga negera sarjana yang berkualifikasi
sebagai berikut:

a. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki intergritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan scbagai sarjana Indonesia.
b. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
c. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalah
kehidupan
baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
d. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bcrmasyarakat dan secara
bcrsama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas-nya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan
dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang
berasal dari istilah bahasa Inggris 밫he Humanities? Adapun istilah Humanities itu sendiri
berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus
(fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang 멲kan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The
Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya
yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic
Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke
dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe촱getahuan yang mencakup keahlian
cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain.
Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
(The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun
dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The
Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian
yang berasa! dari ber촢agai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini,
mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar
lingkungannya
, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini
dengan cara hidupnya sehari-hari.
c. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat
diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak
dapat dibenarkan.
Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pe촱getahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan
kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik
seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan
budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitar촱ya,
maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa harus
mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya masa bodoh atau
putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun
juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan
tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat
sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai
dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak
langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan
kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya
tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih
halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:
a. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang
masalah kemanusiaan dan budaya
, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap
persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c. Mengusahakan agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli
dalatn bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat
. Usaha ini tcrjadi karcna ruang lingkup pendidikan kita amat
dan condong mem-buat manusia spcsialis yang berpandangan kurang luas. Matakuliah ini
berusaha menambah kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah
dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah seria nilai-nilai umumnya
tanpa terlalu terikat oleh disiplin mereka.
d. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog
satu sama lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat
lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih
memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun
spcsialisasi sangat penting, spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia scorang
mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada pentingnya
modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh sarjana-sarjana demikian, scbab
proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang bcrpandangan luas.
Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta perluasan
wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul
dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan,
agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat
diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih
bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
Buku Ajar Ilmu Budaya Dasar 6
2. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3. Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat
menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4. Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5. Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6. Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
7. Mendukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8. Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9. Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya
dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10. Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah
kemanusiaan dan kebudayaan.
11. Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan
komunikatif.
12. Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi
masalah kemanusiaan dan budaya.
13. Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh
berbagai cendekiawan.
14. Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15. Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma
pendidikan.

Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya
Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan
budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
b. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Proses budaya sebagai kemapanan Emosional
Dari Basic Cultural, akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosialnya. Dan ini akan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya seharihari
dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan
secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus
tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya. Seperti bunyi pepatah ?
Lain lading lain belalang-lain lubuk lain pula Ikannya ?artinya disuatu tempat akan beda cara
dan kebiasaanya sehari-hari dengan tempat lain.
Bidang ilmu yang dibawanya kelak juga akan dipengaruhi oleh budaya dan adapt istiadat yang
sudah melekat dalam dirinya.
Maka seringkali kita saksikan, sebuah perilaku sosial yang menyimpang dari adat kebiasaan
yang lazim, Dan itu terjadi 1 orang dari 10 orang yang lain yang memiliki sikap yang berbeda.
Namun kita tidak bisa menjustifikasi atau menghakimi tindakan dia salah, karena fenomena
yang terjadi pada diri seseorang berasal dari kejadian yang ditimbulkan sebelumnya.Sikapsikap
tersebut adalah :
1. Angkuh
2. Sombong
3. Mau menang Sendiri
4. Egois
5. Sektarian
6. Acuh tak acuh
Sikap-sikap tersebut akan terbawa pada saat mereka memiliki kepandaian atau pengetahuan,
sehingga akan menjadi lain manakala ilmu tersebut digunakan pada hal-hal yang buruk.
Ada sementara orang yang mengatakan bahwa sikap yang berbeda akan membawa dampak
kemajuan dalam hidupnya, tetapi dilain pihak ada yang mengatakan sebaliknya, yaitu
membawa kehancuran dalam dirinya. Yang terbaik adalah keselarasan yaitu membentuk sikap
yang selaras dan sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Dari perpaduan orang
yang memiliki pribadi yang baik dan ilmu yang dimiliki, akan berguna bagi umat manusia.
Berkesenian dapat membentuk sikap dan pribadi yang baik, hal ini dapat dilakukan apabila
seseorang memahami proses sebuah penciptaan karya seni, dimana dari awalnya ada proses : ?
CIPTA ?RASA ?KARSA ?
1. CIPTA : Adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan dengan kontemplasi, yang
dalam hal ini didasarkan dari kedalaman ilmu seseorang dari olah batin, pengetahuan,
wawasan serta ketajaman intuisi seseorang hingga tercipta sebuah karya seni.
2. RASA : Setelah proses pertama selesai, maka selanjutnya dari hasil penciptaan hingga
menghasilkan karya seni tersebut sebelum di edarkan atau diinformasikan pada orang
lain, dirasakan terlebih dahulu oleh sang pembuatnya. Dari proses ini terjadi perpaduan
antara pikiran dan perasaan sehingga terjadi dialog yang kemudian bisa memutuskan
layak dan tidaknya karya ini ditampilkan.
3. KARSA : setelah selesai dalam proses pengkombinasian tersebut, maka kemudian
dilakukan proses tahapan terakhir yaitu mengkarsakan atau memvisualisasikan dalam
bentuk gerakan, lukisan, tulisan atau bentuk lain yang diinginkan.
Proses ?proses tahapan tersebut terjadi begitu cepat, tergantung dari kemampuan seseorang
dalam memadukan segala potensi yang dimilikinya.